Perjalanan Menyenangkan Menuju Berlin Marathon


Sebagian teman kaget, ketika gue pertama kalinya posting ada di Jerman, “mau ngapain ki?” gue jawab “lari”, haha. Ini buah hasil keisengan gue daftar coba-coba untuk dapat kesempatan ikut Berlin Marathon di tahun 2018. Berlin Marathon, salah satu World Major Marathon sangat bergensi dan utama setelah 5 seri di 5 kota dunia lainnya : Tokyo, Chicago, New york, London, dan Boston. Alhamdulillah, Tokyo udah berhasil gue jajal di tahun 2017 (Baca cerita di Tokyo Marathon disini).

di sesi berlin vital (dok.pribadi)
Untuk bisa berangkat ke Berlin, Jerman bukan perkara mudah. Banyak dramanya, haha. Di mulai bingung duit darimana, di ijinin istri apa nggak, dan lain-lain. Tapi, memang di awali dengan niat dan ikhtiar terus, semua di bukakan jalannnya dan sampai dengan saat ini gue nggak akan pernah menyangka selama hidup gue, gue bisa ngunjungin Eropa cuman gegara lari, Alhamdulillah ya :)

Mungkin buat yang kenal gue dari jaman sekolah bakal kaget. Gue bukan tipe personal yang suka banget olahraga. Bisa di bilang paling gue hindari, haha. Tapi, semenjak lulus kuliah dan mulai kerja gue baru sadar pentingnya kesehatan, gue nggak mau banyak penyakit di usia muda dan memutuskan mulai olahraga dari hal yang paling sederhana, lari. Memulainya pun banyak drama, ini itu lah, tapi perlahan ternyata bisa dan mulai menikmati manfaat olahraga. Sehat nomor satu, kalau dapat badan yang proposional itu bonusnya.  

Anyway, gue sebenarnya nggak terlalu berharap dapat tembus di Berlin Marathon. Iseng-iseng buka whatsapp grup lari di september 2017 lalu, ada teman yang nebar racun Pendaftaran BERLIN MARATHON di buka, gue pun menanggapi biasa tapi ikut penasaran deh buka web nya terus tanpa berharap sama sekali gue isi juga tuh registrasinya, wkwk. Sebulan kemudian, dapat notifikasi di email “CONGRATULATION, SEE YOU SOON IN BERLIN MARATHON 2018” seketika gue terdiam, senang, tapi bingung, haha. 

Sempat galau berangkat apa nggak, akhirnya di mudahkan. Setelah pasti dapat aliran dana (cailah bahasanya, wkwkwk) gue langsung issued tiket, walaupun sebelumnya gue ijin dulu ke honey sweety bala-bala neng may gemay (aka istri gue) gue hanya mampu membiayai keberangkatan gue sendiri, sedih sih tapi kesempatan nggak akan datang dua kali, secara Eropa terlalu romantis untuk berangkat sendiri. Haha. Special thanks buat istri tercinta yang udah ijinin dengan penuh cinta untuk gue berangkat. Padahal di tanggal berangkat gue, sehari sebelumnya pas ultah dia. Sangat pengertian, love banget deh. Eh..maap jadi curhat :p

Tentunya persiapan gue juga semakin di sibukan, mulai dari urus visa sampai latihan untuk menyelesaikan tantangan 42 KM di Berlin. Untuk urus visa di kedutaan Jerman, nggak susah kok. Asal semua dokumen lengkap, di permudah. Kalau baca review soal pelayanan visa di Kedutaan Jerman jangan terhasut ya, pelayanannya ramah dan baik kok dan proses terbit visa nya juga cepat setelah 3 hari melewati proses interview dan di nyatakan di terima, bisa langsung di ambil visanya deh. 

Perjalanan Menuju Berlin

Gue termasuk orang yang cukup perhitungan soal cari mencari tiket murah, haha. Terpilihlah maskapai Oman Air. Selain harga tiket pulang pergi yang terjangkau untuk ukuran penerbangan Eropa (di bawah 8 juta), fasilitasnya udah lengkap banget dan dapat makan pula sampai kenyang plus bagasi internasional maksimum 30 kg. Fasilitas kabin nya juga lengkap banget dan nyaman, bisa jadi rekomendasi kamu jika ingin berpergian dan pelesiran ke Eropa. Rute penerbangan yang gue pilih adalah Jakarta – Frankfurt (Jerman) dengan transit di Muscat, Oman. Lama Perjalanan durasi total 15 jam penerbangan ( 8 jam jakarta – Muscat, 7 jam Muscat – Frankfurt) serta 6 jam transit di Muscat. Belum selesai sampai situ, karena gue harus melanjutkan perjalanan dari Kota Frankfurt ke Kota Berlin dengan bis. Kenapa bis? Karena cost nya paling murah di antara pilihan moda transportasi lainnya di tanggal itu. Mau tau berapa lama perjalanan bis Frankfurt ke Berlin? 8 jam bookk, tepos nggak tuh pantat gue. Wkwkkw.

saat tiba di Berlin (dok.pribadi)
Setelah melewati berbagai lika liku jalanan, tibalah gue di Berlin. Perjalanan Frankfurt ke Berlin untungnya ada temennya jadi nggak cengo sendirian kan, haha.

Menikmati Suasana Berlin

Karena sampai Berlin di malam hari, Undangan KBRI di Berlin pun gue enyahkan, cape euy. Tibalah di apartemen yang gue sewa dengan host yang ramah. Malam pertama di Berlin sangat mempesona, walaupun malam hari tapi aktivitas warga tetap ramai dengan banyaknya kafe-kafe pinggir jalan yang di penuhi pengunjung. Karena gue yang udah terlalu lapar, dipilihlah kafe yang menjajakan pasta, pertama kalinya cobain lasagna yang benar-benar enak, creamy, melted, dan super gurih.

Oh iya, nggak usah khawatir soal makanan halal di Jerman. Mungkin karena banyak muslim yang berseliweran berkunjung ke Jerman dan juga pertumbuhan masyarakat lokal yang memilih menjadi muslim, perkembangan Islam juga sangat terlihat. Di mana-mana resto halal tersaji di berbagai sudut kota, harga makanan pun bervariatif di mulai 4 – 12 euro.

lasagna terenak yang pernah gue makan, wkwk (dok.pribadi)

Yang cukup menggelitik adalah soal air mineral. Ya, masyarakat Eropa tipe yang gemar minuman soda. Hampir di semua jenis minuman, ada sodanya, sekalipun itu air putih, wkwk. Gue tertipu dengan air putih beberapa kali sampai akhirnya gue paham dengan label air putih, pilih label dengan label “still / natural” bisa di pastikan itu air putih tanpa soda. Haha. 

Anyway, di kota Berlin transportasi publik juga juga sangat baik dan terintegrasi, pilihan moda kereta jadi primadona disana. Di Jerman, orang dan masyarakat memang di latih untuk berbuat jujur. Kenapa? Karena setiap stasiun kereta, tidak ada petugas pemeriksa karcis. Hanya ada scan tiket tanpa palang pintu masuk, jadi orang yang tanpa beli tiket pun sebenarnya bisa masuk, nah disini letak kejujuran kita di uji, hehe. Tarif untuk sekali naik kereta berkisar 2,6 euro

Stasiun subway (dok. pribadi)
Di Berlin, gue pun berkesempatan menjajal Kota ini. Sabtu pagi gue nge-jajal lari pagi di seputaran pusat Kota Berlin, di mulai Berlin Zoo dan Tiergarten yang jadi salah satu landmark andalan Kota Berlin. Sampai siangnya, jadwal untuk ambil racepack di sesi Berlin Vital di Tempelhof, salah satu bangunan bandara di Berlin yang di sulap jadi tempat Sport & Health Expo dalam rangka gelaran Berlin Marathon 2018. Nggak lupa, untuk mampir juga ke Brandenburg Gate dan ke pusat souvenir untuk oleh-oleh orang di rumah.   

Perjuangan Lari di Berlin Marathon

Hari H yang di tunggu beberapa bulan ini akhirnya tiba. 16 September 2018, untuk beberapa pelari dunia jadi tanggal keramat. Penantian akan terbayar di hari itu demi memperoleh gelar “Finisher Berlin Marathon 2018” suatu amat bangga bisa menjajal dan finish di salah satu seri World Major Marathon untuk yang kedua kalinya. Kebetulan gue sebagai pelari hore dapat di wave H, gelombang start lari paling akhir sebagai kelompok lari paling siput, hehe. Sebagai informasi, kelompok start terbagi beberapa gelombang yang tentu paling awal adalah kelompok elite (atlet kelas internasional), bahkan elite  terkenal seperti Kipchoge dan beberapa elite runner lainnya berebut posisi paling depan demi mencapai tujuan menjadi posisi pertama dan berhasil memecahkan rekor dunia marathon terbaru. Kalau kamu mengikuti berita nya tentang Berlin Marathon 2018 kemarin, pasti kamu tahu kan kalau rekor dunia baru berhasil terpecahkan oleh Kipchoge yang finish pertama dengan raihan waktu 2 jam 01 menit, kebayang itu cepet nya bukan main, kakinya panjang bener ye kaya cheetah. Haha

banyak foto euy (dok. pribadi)
By the way, race event sekelas ini memang sangat rapi, di mulai race village nya sampai water station yang melimpah ruah. Bahkan sepanjang jalan kenangan rute lari juga melimpah ruah suara dukungan masyarakat lokal dan teriakan orang-orang terhadap event ini untuk mendukung siapapun yang lewat di hadapannya. Bagi mereka, siapapun yang berlari di Berlin Marathon ini sangat keren. 

Sebelum melepas pelari, organizer juga mengajak kita untuk bersorak tepuk tangan, joget, dan merangkul pelari lainnya sebagai salam persahabatan. Start pun di mulai, cuaca Berlin saat itu sangat mendukung para pelari, cerah, berawan, dan berangin. Hanya bagi orang tropis macem gue, yang ngerasa kaya masuk angin, karena anginnya dingin cuy. Haha. 5 KM awal berhasil di lalui tanpa ada perasaan aneh, masuk KM 9 sinyal-sinyal aneh mulai muncul, yap gue kebelet pipis sama poop dong. Berharap cemas dan lari mulai pelan, berharap segera menemukan toilet. Di KM 12 secercah harapan mulai bersinar, ya ada toilet, VOILA!

saat menjelang finish (dok. pribadi)
Sekitar 15 menit gue bersemedi di toilet yang super jorok, kenapa? Ga ada tisu cuy, ga ada air pula, untungnya gue ada air dari water station yang gue bawa untuk ke toilet karena udah punya feeling bakal ga ada air. Bagian ini ga usah di ceritain detail ya, udah kebayang joroknya toilet darurat macem gitu, haha

Oke lanjut lari santai yang sedikit udah lega dan cerah lagi muka gue karena udah ga nahan pipis dan poop, wkwk. Sampai di KM 19 kaki mulai agak cenut, di situ mulai berubah skema lari gue, jadi jalan dan lari, kalau di paksakan bisa cedera soalnya kan. Beberapa grup lari gue, juga udah rame yang ternyata monitor keberadaan gue lewat tracking via web Berlin Marathon. Kekonyolan mulai nampak, saat temen-temen gue manasin gue dengan memadu padankan antara gue dan Dian Sastro, yang nampak gue ketinggalan 3 KM di belakang Disas, haha. Tapi prinsip gue memang ingin menikmati race ini tanpa cedera, jadi santai aja. Aturan cut off time juga  longgar tidak begitu ketat seperti Tokyo Marathon yang sangat was was di gorok bis di tiap 5 KM. Haha.

Tepat 6 jam 40 menit gue aqkhirnya finish yang di sambut rekan kantor gue yang juga ikutan Berlin Marathon yang finish lebih dulu. Alhamdulillah, gue finish dengan ganteng dan tetap kece dan dengan finishnya gue, dengan ini udah 2 world series marathon yang udah di lewati.

Gue pun penuh berharap bisa menjajal seri world major marathon lainnya di tahun-tahun mendatang.
 

0 Response to "Perjalanan Menyenangkan Menuju Berlin Marathon"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel