Edukasi Bahaya Rokok Bersama BPJS Kesehatan
October 1, 2017
Add Comment
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS Kesehatan) Jakarta Selatan, Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, dan Smoke Free Agents bersama menyelenggarakan edukasi bahaya rokok di SMK Bakti Idata Cilandak Jakarta Selatan. Kegiatan ini merupakan program preventif yang serentak di jalankan di seluruh wilayah kerja BPJS Kesehatan se-Jabodetabek, karena melihat tingkat jumlah perokok baru yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang kini program menyasar pada usia anak sekolah sebagai upaya pencegahan.
Saat Memberi Semangat Siswa SMK Bakti Idata Cilandak Jakarta (Dok.Pribadi) |
Saya sangat senang dapat terlibat dalam kegiatan ini yang diselenggarakan beberapa hari lalu, bagi saya program ini sangat baik, tentu karena selain memberikan penyuluhan, program ini nyatanya dilakukan secara berkelanjutan dan monitoring yang masif atas kerjasama berbagai pihak yaitu melibatkan dinas kesehatan setempat, pihak sekolah, dan tentunya orang tua siswa, tidak hanya sebatas penyuluhan, nampak berbeda dari kegiatan lainnya yang mungkin juga telah dilakukan oleh berbagai organisasi dan lembaga swadaya masyarakat.
Kepala BPJS Kesehatan Jakarta Selatan Membuka Acara (Dok.Pribadi) |
Program yang diberi nama Tinggalkan Rokok (Ti-Rock) mengusung tagline "Keren Tanpa Rokok" yang diharapkan siswa dapat menjadi menjadi insan yang berprestasi tanpa mengonsumsi produk rokok. Dari data BPJS Kesehatan setidaknya, 11.000 pelajar di Jabodetabek 14,5 persen diantaranya perokok. Untuk meyakinkan jumlah tersebut, beberapa siswa di SMK Bakti Idata dilakukan sampling sebanyak 20 responden dari 100 siswa yang hadir pada saat itu dengan uji kadar CO dalam tubuh menggunakan Smoke Analyzer.
![]() |
Siswa di uji menggunakan Smoke Analyzer (Dok.Pribadi) |
Smoke Analyzer sangat membantu penguji dan tim medis untuk mengetahui tingkat pengonsumsian rokok seseorang, karena pada alat tersebut dapat menunjukkan tingkat CO dalam tubuh hanya dengan responden dipaksa untuk membuang napas pada pipa alat tersebut, dengan hitungan detik indikator warna akan menunjukkan seberapa parah kandungan CO. Biasanya semakin angka tinggi, seseorang baru saja menghisap rokok atau dalam waktu 24 jam terakhir seseorang menghabiskan 5-8 batang rokok, seperti yang di alami salah satu siswa yang menunjukkan indikator merah dengan angka yang tinggi dan dia pun mengakui baru merokok pagi hari. Siswa yang positif sebagai perokok, oleh tim BPJS Kesehatan akan didata dan terus dilakukan monitoring hingga akhir tahun.
Semoga program yang dilaksanakan seperti ini akan terus ada dan berkelanjutan.
Nb : Buat kamu yang ingin lebih tahu mengenai program ini / memerlukan kegiatan edukasi bahaya merokok silahkan kontak melalui rickicahyana@gmail.com
0 Response to "Edukasi Bahaya Rokok Bersama BPJS Kesehatan"
Post a Comment