Buruh Kaya Raya Masih Nuntut

Suasana demo buruh (sumber : solopos.com)
Satu topik yang lagi jadi bahan perbincangan saat ini adalah tuntutan buruh dan demo besar-besaran yang dilakukan sekelompok buruh. Kawasan industri, jalanan protokol, puluhan pabrik, dan sejumlah ruas jalan diramaikan dengan kegiatan aksi ribuan buruh menuntut kenaikan upah minimum. Tuntutan dan demo yang dilakukan buruh, sudah hal biasa dan pernah dilakukan saat menuntut pemerintah menaikan upah minimum sebesar 2,2 juta untuk wilayah DKI Jakarta yang akhirnya dikabulkan oleh pemerintah. Belum genap 2 tahun, buruh kembali turun ke jalan menuntut kembali untuk menaikan upah minimum mereka sebesar 3,7 JUTA! Angka yang tak sedikit dan bagi gue pribadi maaf banget nih, buat kalian yang demo dan menuntut itu, sesuatu yang tidak wajar loh.

Kalau memang dianggap tidak mencukupi  untuk kebutuhan harian, kenapa kalian rela memiliki kendaraan yang bagus dan tergolong mahal. Waktu lihat kelompok iring-iringan kendaraan, terlihat beberapa motor yang memiliki merk ternama dan spesifikasi yang sangat bagus. Bagi gue, orang yang memiliki kendaraan seperti itu, termasuk kelompok masyarakat menengah ke atas loh. Tanda mereka mampu, kenapa masih menuntut?
Gaya motor para buruh saat berdemo (sumber : detik.com)
Sekarang kita refleksi sejenak yuk, kalian para buruh wajib membuka mata hati disekeliling lingkungan kita. Guru yang notabenenya adalah pahlawan, menyumbangan sepenuh jiwa, dan dedikasinya untuk membentuk karaketer kita. Dari jaman SD sampai SMA, mereka yang berjasa membuat kita seperti sekarang ini, tau ga? Kalau gaji mereka jauh di bawah gaji yang sekarang kalian nikmati, apalagi dengan jumlah tuntutan  yang kalian perjuangkan. JAUH SEKALI! Tapi, mereka tidak pernah mengeluh, mereka terus memberikan yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Apalagi tenaga guru honorer yang bertahun-tahun mengabdi tapi mereka sangat menikmati pengabiannya sebagai guru. Ditambah ada kisah seorang guru sekolah dasar, tepatnya di daerah purwakarta yang justru jaraknya tidak begitu jauh dengan Jakarta yang hanya diberi honor sebesar Rp. 100.000 / bulan, buat kehidupan saja tidak cukup. Apa yang dilakukan bapak guru ini? Beliau tidak pernah mau menuntut, bagi dia seorang guru adalah komitmen dan passion. Beliau berpikir cepat dan sebagai sampingannya, usaha domba lah yang menjadi tambahan penghasilannya. Mindset ini yang dibutuhkan semua orang, menuntut bukanlah hal baik. Manusia diciptakan oleh tuhan, sebagai mahluk yang sempurna. Tak sepantasnya kita menolak nikmat yang diberikan Tuhan. Syukuri apa yang kita dapat, perdayakan apa yang kita punya, maksimalkan manfaat yang bisa kita lakukan. Niscaya, keberkahan akan kita dapat seutuhnya. Gue akan angkat 4 jempol, jika masa buruh demo besar-besaran menunut kenaikan upah guru, agar guru bisa sejahtera setidaknya menyamai penghasilan buruh.  


Untuk saling mengingatkan dan menjadi kalimat instropeksi termasuk untuk diri gue pribadi "Segala Puji bagi-Mu, atas karunia, rezeki dan nikmat hari ini, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yg selalu bersyukur"  

2 Responses to "Buruh Kaya Raya Masih Nuntut"

  1. tau nih buruh. sok nuntut, nanti di phk baru nangis nangis. buat macet aja.

    kunjung balik ya

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel